(Kondisi hutan mangrove di Teluk Ambon. Foto: Mongabay.)
Pohon-pohon mangrove di pesisir Pantai Poka, Teluk Ambon, perlahan mulai mengering dan nyaris mati. Pohon-pohon bakau ini diduga tercemar limbah pembangkit diesel.
Mongabay melaporkan, pantauan di lokasi ini menunjukkan puluhan mangrove sudah mengering. Sebagian di antaranya dalam kondisi nyaris mati, dengan daun-daun yang sudah lepas dari ranting.
Air laut juga bercampur tanah lumpur dan juga terlihat minyak di sekitar mangrove, serta bau menyengat dari solar.
Pegiat lingkungan Kalesang Pulau menduga pohon-pohon mulai mengering karena tumpahan bahan bakar limbah pembangkit listrik. Dia berharap kerusakan ekosistem bakau ini bisa diperbaiki.
Berdasarkan riset First Rumahuni pada 1998, sebagian Teluk Ambon dalam dan luar, luas hutan mangrove sekitar 49 hektar. Pada 2008, luas makin berkurang karena kepentingan pembangunan.
Langkah rehabilitasi mangrove dan terumbu karang oleh berbagai pihak belakangan, baik organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah, membuat luasan naik jadi 39 hektar.
Keberadaan hutan mangrove, selain memberikan manfaat fisik dan ekonomi juga manfaat biologis sebagai penyedia pakan (feeding ground) dalam sistem rantai makanan.
Di kawasan mangrove hidup juga beberapa biota seperti kepiting bakau, rajungan, dan udang windu. Termasuk beberapa spesies moluska, seperti kerang dara, dan tiram bakau dan Crassostreasp.
Sumber: Mongabay.
Comments