Hasil penelitian Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2019 menyebutkan, abrasi telah mengancam kawasan pesisir Sumatera Barat.
Abrasi yang terjadi di Padang, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, dan Pasaman Barat terjadi dari kategori rendah, sedang, hingga tinggi.
Abrasi di Padang dan Padang Pariaman sudah tergolong tinggi, terlihat dari efeknya terhadap sarana prasarana yang terdampak karena abrasi.
Tahun 2019, abrasi telah menghancurkan areal sekitar Tugu Merpati Perdamaian di Muaro Lasak, Kota Padang.
Kemudian, abrasi terus mengikis pantai Padang mulai dari Muaro Lasak sampai dengan muara Jembatan Siti Nurbaya.
Abrasi ini juga sudah berdampak pada pemukiman warga. Puluhan rumah warga di Pantai Padang dan Padang Pariaman telah ambruk karena abrasi.
Adapun penyebab abrasi di pesisir Sumatera Barat ini, antara lain:
1. Naiknya permukaan air laut, menyebabkan pasang naik semakin jauh ke daratan. Kenaikan air laut ini dipengaruhi oleh kenaikan suhu bumi akibat pemanasan global yang juga berdampak kepada gelombang laut yang ekstrim karena perubahan tekanan udara.
2. Faktor internal yang mempengaruhi tingginya dampak abrasi adalah alih fungsi lahan mangrove atau tanaman rawa menjadi tambak udang.
Tercatat Tahun 2021 sebanyak 31 petak tambak udang berada di keluarhan Pasia Nan Tigo, yang berasal dari alih fungsi lahan rawa serta mangrove. Sejatinya mangrove adalah tanaman yang menjaga kestabilan ekosistem pesisir dari gelombang air laut.
3. Eksploitasi air tawar yang sangat besar di darat, baik karena pemukiman (properti), mall dan hotel telah menyedot air tanah dalam jumlah sangat besar, sehingga deposit air dari resapan air hujan menjadi defisit.
Defisit air tanah menyebabkan tekanan air dalam tanah ke permukaan menjadi berkurang, sehingga permukaan tanah menurun, termasuk di garis pantai.
Berbagai upaya untuk menangani masalah abrasi di pesisir pantai Sumatera Barat ini telah dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah, seperti pembangunan bangunan pemecah ombak dan memasang batu dan karung pasir untuk mengurangi dampak hempasan ombak.
Kendati demikian, hal tersebut belum mampu menanggulangi abrasi di pesisir Pantai Sumatera Barat. Untuk itu, perlunya solusi jangka panjang dari pemerintah dalam mengatasi masalah abrasi.
Sumber: WALHI Sumatera Barat, Mongabay, ANTARA, Kompas.id
コメント