Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia. Untuk itu, perlunya kesadaran masyarakat peduli lingkungan, serta peran pemerintah agar serius dalam penanggulangan dan pengelolaan sampah.
Adapun masalah sampah membuat Bali tersingkir dari daftar 10 tujuan wisata terpopuler dunia tahun ini. Sebelumnya, Bali sempat menduduki posisi nomor satu tujuan wisata dunia dalam daftar Traveler Choice Award versi Trip Advisor pada 2021. Hal ini menunjukkan bahwa sampah merupakan masalah penting yang harus ditanggulangi, karena pamor Bali menurun drastis tahun ini.
Berdasarkan pengamatan Craig Smith, seorang turis Amerika yang berkunjung ke Bali. Ia memprihatinkan betapa kotornya jalan-jalan di Denpasar, Bali.
Pria berusia 56 tahun ini mengatakan, popularitas Bali sebagai tujuan wisata bisa anjlok bila masalah sampah tidak tertangani dengan baik. Ia terutama mengeluhkan sampah plastik, yang tidak mudah terdekomposisi dan merusak lingkungan.
Anggota DPD RI Dapil Bali, Made Mangku Pastika, secara tersirat pernah menyatakan bahwa keengganan wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali adalah karena masalah sampah. Ia mengimbau pemerintah daerah Bali agar menggalakkan upaya penanggulangan sampah.
Menurut Gubernur Bali, Wayan Koster, sebagaimana dikutip Daily Mail Australia, mengakui belum efektifnya penanganan sampah di Bali, serta eratnya masalah sampah dan daya tarik wisata. Ia sendiri mengaku telah mengambil sejumlah langkah serius untuk membersihkan pantai-pantai yang sering dikunjungi wisatawan.
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Bali mengakui masalah sampah belum berhasil tertangani dengan baik.
Adapun Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, belum cukup terlaksana dengan baik, karena masih banyak sampah yang menumpuk kiriman dari sungai-sungai dan berakhir di laut.
Sampah kiriman tersebut disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah ke sungai. Hal semacam ini jika dipelihara akan menjadi ancaman buruk bagi alam Bali kedepannya.
Selain itu, pengoptimalan pengelolaan dan penanganan sampah sangat diperlukan sebagai upaya untuk menjaga pesona Bali, serta mampu memberikan dampak yang sangat luar biasa ke berbagai macam aspek.
Oleh karena itu, perlunya aksi atau kegiatan seperti "Beach Clean Up" di Bali. Hal itu mampu untuk meminimalisir sampah-sampah yang menumpuk di pantai, sekaligus menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan masyarakat dan bertanggung jawab atas kebersihan alam sekitar. Jika tidak ada langkah inisiatif semacam itu, maka tidak menutup kemungkinan, sampah-sampah akan semakin menumpuk, dan kondisi pantai Bali akan semakin memburuk akibat tumpukan sampah.
Sumber: VOA.
Comments