Pandu Laut Nusantara menggelar aksi Beach Clean Up dari Pantai Masceti hingga Pantai Keramas, Bali pada Minggu (27/11/2022).
Aksi bersih-bersih kali ini bekerja sama dengan Yayasan Samudera Indonesia Peduli. Rangkaian kegiatan Beach Clean Up kali ini tidak hanya aksi bersih-bersih pantai, tetapi juga menggelar Eco Festival dan beberapa workshop yang diisi oleh talent-talent yang sudah cukup lama bergiat di ranah NGO.
Menariknya, pada Beach Clean Up kali ini ada sesi diskusi antara Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Susi Pudjiastuti dengan CEO Yayasan Samudera Indonesia Peduli Bani Maulana Mulia. Sesi diskusi tersebut dipandu oleh moderator Widya Saputra.
Kegiatan yang dimulai sedari pagi juga turut didukung sejumlah komunitas lingkungan, yayasan lokal, dan dimeriahkan oleh penampilan-penampilan yang spektakuler seperti Krisna Floop, Mudfish, DLH, Ecollabo8, Blue Corner, Made Bayak (seniman rupa), Tari Bali, Rythm Voice, Yello Band, dan Nugie serta ada juga sesi muralis dari komunitas lokal.
Kepala Desa Keramas I Gusti Putu Sarjana mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang luar biasa. Adanya Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019, kita mengelola sampah berbasis sumber, dan tentu masih banyak masyarakat yang belum paham akan bahaya serta ancaman dari sampah plastik bagi lingkungan.
"Kegiatan Beach Clean Up ini merupakan kegiatan yang luar biasa, dengan adanya Pergub Nomor 47 Tahun 2019, kita mengelola sampah berbasis sumber. Namun masih banyak masyarakat yang belum paham akan bahaya dari sampah plastik, sehingga kita perlu untuk mengedukasi tentang bahaya sampah plastik itu kepada masyarakat". Jelas I Gusti.
Sementara itu, Perbekel Medahan I Wayan Buana menyatakan kecintaannya terhadap lingkungan dengan melakukan aksi bersih-bersih pantai bersama masyarakat sekali dalam sebulan, dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait peduli lingkungan. Ia yakin bahwa lingkungan yang bersih membawa kita kepada kebahagiaan.
"Kami melakukan aksi bersih-bersih pantai sekali dalam sebulan, kadang dua kali dalam sebulan itu. Selain itu, saya juga mengedukasi masyarakat betapa pentingnya menjaga dan merawat alam dari sampah." ujar I Wayan.
Saat membuka kegiatan, Wakil Sekretaris Umum Pandu Laut Nusantara Suhana menyampaikan, mari bersama-sama mendukung kegiatan peduli lingkungan, karena lingkungan merupakan masa depan bangsa.
"Mari bersama-sama kita mendukung kegiatan peduli lingkungan seperti ini, karena lingkungan merupakan masa depan bangsa. Kegiatan seperti ini perlu digalakkan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap sampah." Tuturnya.
Adapun secara total, Aksi bersih-bersih ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 314 kilogram.
Kegiatan juga dikemas dengan berbagai penampilan, workshop, pemeran karya yang bahan bakunya dari sampah plastik, dan game spin wheel bagi siapa saja yang ingin bermain. Aksi bersih-bersih pantai menjadi salah satu program rutin yang dijalankan Pandu Laut Nusantara.
Selain itu, Yayasan Mudfish juga menyediakan tempat sampah berupa kerangka ikan paus untuk mengangkut karung-karung yang sudah terisi penuh oleh sampah. Hal itu sangat membantu meringankan kegiatan bersih-bersih pantai tersebut.
Program Coordinator kegiatan Pandu Laut Nusantara Katia Abigail menjelaskan, acara seperti pembersihan pantai dan lokakarya ramah lingkungan seperti Eco Festival sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan semangat terhadap masalah sampah plastik. Ia meyakini bahwa sampah plastik adalah masalah global, dan Pandu Laut Nusantara adalah salah satu solusi untuk masalah sampah di seluruh Indonesia.
Abigail menambahkan, melalui kerja sama dengan LSM seperti pendidikan (Mudfish) dan daur ulang (Ecollabo8), kita dapat melihat sekilas strategi untuk masa depan lingkungan yang lebih baik bagi Indonesia. Selain LSM, keterlibatan penduduk lokal, pemerintah daerah, komunitas pelajar lokal, sukarelawan yang luar biasa dalam kegiatan ini.
"Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari era di mana begitu banyak pemangku kepentingan bersedia dan bertekad untuk mengambil tindakan nyata untuk menjaga dan membersihkan lingkungan pesisir Indonesia. Ibu Susi, mengajari kami hal ini dan mewujudkannya." jelas Abigail.
Indonesia Sehat, Indonesia Tanpa Plastik
CEO Yayasan Samudera Indonesia Peduli Bani Maulana Mulia menyampaikan alasannya terkait kolaborasi dengan Pandu Laut, selain karena sosok Ibu Susi, juga karena Samudera Indonesia jiwanya 'S' seperti Ibu Susi.
"Selain karena sosok Ibu Susi, karena Samudera Indonesia jiwanya 'S' seperti Ibu Susi, tentu kita harus mencintai laut, mencintai samudera, karena kita negara kepulauan terbesar di dunia." Tutur Bani.
Susi menambahkan, "laut Indonesia merupakan nomor dua terpanjang di dunia. Banyak yang mencintai, tapi tidak mau menjaga dan merawat, jadi cintanya hanya cinta platonik doang." Ujar Susi.
Adapun terkait sampah, hal buruk yang tiada hentinya. Kebanyakan sampah di laut, merupakan sampah kiriman dari sungai yang bermuara ke laut. Selain itu masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kesadaran peduli lingkungan, karena masyarakat peduli hanya dengan sampah hasil dari konsumsi pribadi mereka, namun jika dari orang lain, mereka tidak tahu sama sekali, karena menganggap itu bukan sampah dari mereka.
Selain itu, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya perlu ditumbuhkan, karena masih banyak masyarakat membuang sampah ke jurang yang berada di pinggir pantai, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan.
Kesadaran semacam itu perlu digalakkan ke masyarakat, karena jika membuang sampah pada tempatnya, maka truk-truk sampah juga akan mambawa sampah tersebut ke TPA sampah, dan lingkungan tidak dicemari sampah.
Bani juga menambahkan, melakukan kegiatan logistik sampah tersebut sangat banyak sekali, hingga menjadi suatu bisnis tersendiri. Hal tersebut seharusnya dapat menumbuhkan kesadaran kita bahwa sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. Selain memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, juga menjaga lingkungan dari sampah.
Sebelumnya, aksi bersih-bersih juga digelar di Lombok yang mengumpulkan hampir 1 ton sampah, yakni 773,8 kilogram. Termasuk 44 kilogram sampah plastik di dalam laut.
Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Susi Pudjiastuti berkali-kali mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kebersihan laut dengan tidak membuang sampah plastik ke sungai yang berakhir di laut.
"Sampah itu kayak mantan, jadi buanglah mantan pada tempatnya!" pungkas Susi.
Adapun perkara sampah merupakan masalah global, menurut penelitian yang diterbitkan Jurnal ELSEVIER, ScienceDirect yang berjudul Environmental (in)Justice in the Anthropocene Ocean, diperkirakan sekitar 4,8–12,7 juta metrik ton (MMT) sampah plastik per tahun dibuang ke laut. Sebagian besar (80%) sampah plastik laut berasal dari sumber berbasis darat. Sebanyak 0,8–2,7 MMT plastik masuk ke lautan dan sungai, 80% berasal dari 1656 sungai.
Sebagian besar plastik masuk ke laut karena pembuangan yang tidak benar, dan kurangnya pengelolaan limbah padat. Sisanya 20% sampah berasal dari perikanan, kegiatan bahari dan akuakultur. Industri perikanan bertanggung jawab atas 500.000–1 MMT alat tangkap plastik dan jaring terlantar (“jaring hantu”) mencemari lautan.
Jumlah limbah plastik dalam ekosistem perairan diproyeksikan hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 jika tindakan yang berarti untuk mengurangi dan memerangi polusi plastik tidak diimplementasikan.
Data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 menunjukkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Sebagian besar sampah plastik ini berujung menumpuk di laut. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018 menyebut setidaknya ada setengah juta ton sampah plastik ini yang berakhir di laut.
Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan dari sampah, agar terciptanya lingkungan yang bebas sampah. Untuk itu jika tidak mau anak-anak kita mengalami kesehatan yang buruk akibat sampah, sebaiknya mari bersama-sama menggalakkan kegiatan peduli lingkungan seperti ini.
Indonesia sehat, Indonesia tanpa plastik!
Comments