Pandu Laut Nusantara menggelar aksi beach & under water clean up di Pantai dan Muara Teluk Nare Lombok pada Sabtu (24/9/2022).
Aksi bersih-bersih kali ini bekerja sama dengan Autore Lombok. Selain itu, kegiatan yang dimulai sedari pagi juga turut didukung sejumlah komunitas lingkungan lokal seperti Velo Girls, DLH, Sharelove, Lombok Ocean Care, hingga masyarakat Dusun Malaka.
Sekretaris Pandu Laut Nusantara Mas Achmad Santosa mengatakan, kegiatan seperti ini perlu digalakkan untuk membangun gerakan peduli lingkungan khususnya laut di tengah masyarakat.
"Kegiatan ini diperlukan untuk membangun gerakan kolektif lakukan aksi konkret komunitas muda untuk memastikan kesehatan laut. Laut sehat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat. Health to the ocean means health for us, no water, no life. No Blue, no green," ujar Mas Achmad Santosa.
Saat membuka kegiatan, Direktur PT Autore Lombok Francesco Bruno menyatakan dengan senang hati terlibat dalam kegiatan Pandu Laut kali ini. Selain karena ingin turut menggencarkan upaya menjaga kebersihan laut, juga karena yakin dengan figur pendiri Pandu Laut Nusantara.
"Kami tahu Ibu Susi benar-benar peduli dengan lingkungan yang bersih. Kami senang sekali Autore gabung dengan Pandu Laut. Ini hanya tanda kecil ke depan kita peduli lingkungan. Khusus Lombok tergantung pariwisata, makin bersih Lombok makin banyak wisatawan yang datang," ujarnya.
Selain mengumpulkan sampah-sampah plastik sepanjang pesisir pantai, aksi bersih-bersih juga dilakukan di bawah laut oleh para penyelam yang turut berpartisipasi.
Adapun secara total, Aksi di Lombok ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak hampir 1 ton, yakni 773,8 kilogram. Termasuk 44 kilogram sampah plastik di dalam laut.
Kegiatan juga diisi dengan berbagai lomba yang bisa diikuti oleh seluruh masyarakat yang berpartisipasi. Aksi bersih-bersih pantai menjadi salah satu program rutin yang dijalankan Pandu Laut Nusantara.
Sampah Plastik Ancam Biota Laut
Sebelumnya, aksi bersih-bersih juga digelar di Pantai Pangandaran sekaligus untuk memperingati hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia.
Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Susi Pudjiastuti berkali-kali mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kebersihan laut dengan tidak membuang sampah plastik saat berkunjung ke pantai. Dia juga mengingatkan agar perusahaan-perusahaan tak lagi menggunakan kemasan plastik sekali pakai.
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 berharap aksi-aksi seperti ini bisa menjadi cara menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
"Untuk apa? Untuk mengingatkan betapa pentingnya kebersihan dan kesehatan laut kita. Untuk yang tidak punya laut pun boleh melakukan di halaman rumah, di sungai melakukan hal yang sama," ujar Susi.
Sampah plastik yang dibuang-buang dan lalu berakhir di lautan bukanlah perkara sepele. Sisa kemasan yang kita makan itu ternyata telah mencemari lautan dan mengancam hampir seluruh spesies biota laut di dunia.
Laporan yang dikeluarkan organisasi lingkungan global, World Wide Fund for Nature (WWF), menunjukkan setidaknya 88 persen spesies laut di dunia telah terganggu habitatnya dan terkontaminasi sampah plastik di lautan.
Data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 menunjukkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Sebagian besar sampah plastik ini berujung menumpuk di laut. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018 menyebut setidaknya ada setengah juta ton sampah plastik ini yang berakhir di laut.
Ulah kelalaian kita ini mengancam kelangsungan hidup ratusan spesies biota laut. Bahkan kebiasaan membuang sampah sembarangan itu, juga dapat berbalik membahayakan diri kita.
Butuh waktu ratusan tahun supaya sampah-sampah plastik dapat kembali terurai. Racun-racun berbahaya dalam kandungan plastik, sangat berkemungkinan kita konsumsi lewat ikan-ikan yang kita makan.
"Kalau tidak bisa diubah, tidak menutup kemungkinan 2030 laut Indonesia akan lebih banyak sampah plastik dari pada ikannya," pungkas Ketua Umum Pandu Laut.
Comments