Nelayan Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, mengeluhkan hasil tangkapan mereka kian sulit akibat cuaca ekstrem.
Mereka mengaku, dalam dua bulan terakhir sulit mendapatkan ikan. Nelayan juga mengeluhkan perihal mereka harus mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk melaut, tanpa mengetahui keuntungan yang bakal didapatkan.
"Kalau ikan sulit didapatkan, nasib nelayan sama dengan orang yang lagi beli togel. Modal keluar duluan hasilnya untung-untungan," kata Muhaimin.
Muhaimin menjelaskan, sulitnya mencari ikan dirasakan sejak dua bulan yang lalu. Kala itu masih musim hujan nelayan takut untuk melaut karena cuaca sangat ekstrem. Akhir-akhir ini suasana laut sudah tenang tapi ikan tidak ada.
“Kami juga bingung. Biasanya, sulitnya menangkap ikan dirasakan pada saat memasuki bulan purnama. Kalau bulan ini dari tanggal satu hingga tanggal tua masih saja sepi,” ujarnya.
Selain itu, mahalnya harga solar juga menjadi beban bagi nelayan, apalagi di tengah perubahan iklim.
“Harga ikan Rp 15 ribu dalam satu kilogram. Kalau harga solar Rp 6,800, itu kalau beli ke SPBU kalau beli ke kios kan Rp 10 ribu. kebutuhannya setiap melaut butuh lima liter satu kali jalan. Pas tidak dapat ikan, kan rugi banyak,” jelasnya.
Nelayan Panarukan berharap cuaca kembali normal, sehingga hasil tangkapan pun menjadi stabil.
“Kalau nelayan lokal seperti kami ya nunggu rejeki saja. Kan kehidupan berputar, di hari selanjutnya pasti tiba giliran nelayan lokal yang dapat untung,” pungkas Muhaimin.
Sumber: radarbanyuwangi.id
Comments