
Dunia tengah menghadapi ancaman perubahan iklim. Kenaikan suhu bumi bahkan membuat es di Kutub Utara mencair.
Kenaikan permukaan air laut mengancam masyarakat pesisir. Belum lagi cuaca ekstrim berujung kebakaran hutan, ditambah badai hingga siklon tropis di seluruh dunia.
Keberadaan mangrove rupanya punya peran penting dalam mencegah laju krisis iklim. Kemampuan berkembang di lingkungan air asin, hingga kuatnya sistem akar mangrove atau yang lazim dikenal dengan bakau di Indonesia ini, mampu melindungi lingkungan pesisir dari berbagai peristiwa cuaca ekstrim.
Di dunia, mangrove digadang-gadang sebagai solusi krisis berbasis alam. Kekuatan terbesarnya adalah kemampuan buat menyerap dan menyimpan karbon. Jumlah karbon yang tertahan di bawah pohon mangrove ditaksir empat kali lebih besar daripada yang disimpan hutan tropis lainnya.
Inilah yang kemudian menjadikan hutan pantai tersebut sangat berharga dalam upaya memerangi krisis iklim.
Tak cuma berdampak positif terhadap alam, mangrove juga punya segudang manfaat buat makhluk hidup di sekitarnya. Pengelolaan mangrove berkelanjutan membuka banyak peluang mata pencarian bagi masyarakat pesisir.
Penangkapan ikan, pengumpulan kerang, peternakan lebah adalah beberapa peluang di antaranya yang bisa dilirik masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan bakau.

Bagi biota laut, pohon-pohon ini adalah rumah. Sistem akarnya yang luas dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan hiu remaja, kerapu, hingga ikan kakatua.
Bakau juga mampu melindungi masyarakat dari ancaman cuaca ekstrim. Sistem akar dan cabangnya mencegah naiknya air dan gelombang pasang.
Merawat dan menanam kembali mangrove yang rusak, berarti berupaya memperlambat laju krisis iklim.
Sumber tulisan: Worldwildlife.org, ditulis Emma Barnes.
Comments