Gunung es terbesar di Antartika pecah. Penyebabnya masih menjadi misterius bagi ilmuwan. Gunung es raksasa yang bernama A68 tersebut pecah menjadi beberapa bagian pada 2018 lalu.
Mulanya gunung es ini memiliki luas hampir 6.000 km persegi. Beberapa pecahannya mengarah ke laut terbuka di utara. Salah satu pecahan terbesarnya, A68a, yang berpisah dengan badan utama tahun 2020, menghasilkan bentuk bongkahan seperti tangan dengan jari menunjuk.
Pada penelitian terbaru di jurnal Science Advance, peneliti menemukan kesimpulan lain, yang belum pernah diamati sebelumnya. Ilmuwan dari Princeton University melacak A68a, melalui citra satelit sejak ia pecah Desember 2020 lalu.
“Biasanya, gunung es pecah karena mereka menabrak dasar laut, menyebabkan bagian-bagiannya pecah, namun bagian gunung es seperti jari itu tampak tumpang tindih dengan dua arus yang berbeda" ungkap penulis utama studi, Alex Huth.
Adapun dengan mempelajari pecahnya gunung es A68a, Huth dan timnya percaya bahwa mereka bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peran gunung es bermain di sistem bumi dan bagaimana mereka berinteraksi dengan kekuatan luar.
"Gunung es mewakili sekitar 50% dari hilangnya massa es Antartika, yang terjadi ketika mereka terlepas dari lapisan es," ungkap Huth.
"Saat mereka hanyut, mereka menyimpan air lelehan jauh dari lapisan. Ini dapat mempengaruhi sirkulasi laut dengan membuat stratifikasi kolom air dan pada dasarnya dapat menyuburkan lautan dengan besi karena mereka adalah sumber sedimen dari Antartika, yang dapat menyebabkan peningkatan dalam fitoplankton,” tambahnya.
Sumber: kumparan.
Comments