Ikan-ikan di Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mati mendadak, diduga akibat tercemar limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
Mengetahui kejadian itu, Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Susi Pudjiastuti mengungkapkan geram dan sedihnya lewat akun Twitternya yang meretweet sebuah video pendek dari akun @inilahdotcom.
Dalam video pendek yang berdurasi 27 detik tersebut memperlihatkan ribuan ikan sapu-sapu mati dan terdampar di tepi sungai.
Susi meretweet video pendek tersebut dengan emoticon menangis yang banyak.
"Pembuang limbah harus mendapatkan hukumannya!!!" tulis Susi di akun Twitternya, Senin (10/4/2023).
Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) menduga, ribuan ikan yang mati disebabkan aliran yang tercemar limbah B3.
"Patut diduga sumber pencemaran limbah di antara jembatan Leuwikaret, Klapanunggal dengan jembatan Wika, Tlajung Udik," ujar Ketua KP2C, Puarman di Bogor.
Puarman mengatakan, di sekitar Jembatan Leuwikaret Klapanunggal, pada Rabu, 5 April kemarin tidak ditemukan ikan mati. Namun, esok harinya di Jembatan Wika, Tlajung Udik, masyarakat menemukan banyak ikan mati.
"Tapi hari ini tidak lagi ditemukan ikan yang mati," katanya Sabtu, 8 Apri siang.
Puarman memperkirakan, pencemaran terjadi dari hulu hingga hilir sungai dengan kepekatan pencemaran cukup tinggi yang mulai terjadi pada Kamis (6/4).
Adapun di Jembatan Cikuda, Wanaherang, terpantau pada Rabu 5 April, pukul 23.00 WIB, kualitas air sungai dalam kondisi normal dan tidak ditemukan ikan mati.
Lalu esok harinya sekitar pukul 02.00 WIB, ditemukan banyak ikan mabuk dan mati mengambang di permukaan air. Hal demikian berlanjut di Perumahan Bumi Mutiara Blok Ji, Kab. Bogor, Kamis (10.00 WIB) dan Jumat (10.00 WIB).
Kejadian nahas tersebut memasuki area Curug Parigi, Cikiwul, Bantar Gebang, Kota Bekasi, pada Kamis ditemukan ikan mati dalam jumlah yang luar biasa.
Selain itu, Laporan warga menyebutkan, di Jembatan Vila Nusa Indah-Bantar Gebang, Pangkalan 1, pada Kamis sore banyak ikan mati. Hari Jumat pukul 10.00 tetap banyak ikan mati.
"Kondisi serupa juga terjadi di area Curug Parigi, Kelurahan Cikiwul, Bantar Gebang, Kota Bekasi. Selama dua hari ini banyak ikan mati," jelas Puarman.
Sementara itu, Puarman menduga sumber pencemaran limbah cair di Sungai Cileungsi terjadi antara jembatan Leuwikaret, Klapanunggal dengan jembatan Wika, Tlajung Udik.
"Kami meminta pemerintah segera menyelidiki penyebabnya. Sebab, aliran sungai yang membawa ikan mati ini sudah berlangsung lebih dari 24 jam," tegasnya.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Meiki W Paendong menyatakan, matinya ribuan ikan dan biota tersebut mengindikasikan pencemaran sungai.
"Karena kalau sudah tercemar, maka air sungai tak dapat menangkap oksigen. Imbasnya ikan dan biota air sungai mati," jelasnya.
Di samping itu, Gakum PHLPB3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Dyan Heru sangat menyesalkan kejadian tersebut, entah itu kelalaian atau kesengajaan, kepada para pihak yang berpotensi mencemari sungai atau lingkungan, tanpa mempertimbangkan akibatnya.
"Bahkan Hari senin tadi, kami bersama DLH Provinsi, melakukan pengawasan dan menindak tegas, kepada dua perusahaan, dengan menutup saluran otletnya, bahkan satu perusahaan dihentikan kegiatannya," terangnya.
”Kalau untuk hasil belum bisa direalisme, karena kita juga masih menunggu hasil tes sampel,” tambahnya.
Sumber: Voi, Antara, greeners.co, suarapena.com
留言