top of page
Gambar penulisGeoffrey Meyssonnier

PANDU LAUT BERSAMA RATUSAN MASYARAKAT MENANAM MANGROVE DI MANOKWARI


Manokwari (PANDU LAUT) – Pandu Laut bersama ratusan masyarakat yang tergabung di dalam 26 komunitas lainnya menanam 1.000 mangrove di pesisir Sawaibu, Manokwari, Papua Barat, Sabtu (29/2). “Menjadi sebuah kerinduan buat komunitas lingkungan di Manokwari untuk melakukan gerakan-gerakan menghijaukan kembali Manokwari khususnya ke arah laut, karena telah lama tidak dilakukan. Selain itu karena jumlah mangrove di Manokwari sendiri mulai berkurang banyak.” Ujar Toto Rizqi Darwinto, Panitia Acara ‘Kolaborasi Penanaman 1000 Mangrove’ Toto yang juga koordinator Pandu Laut Wilayah Manokwari mengatakan bahwa dari inisiatif itu, muncul pembahasan untuk mengadakan kegiatan. Proses awal, hanya mengundang melalui broadcast saja. Sehingga terdapat 26 komunitas yang kemarin Sabtu hadir dan bergabung.

Proses menanam ada tahapannnya. Dimulai awal Januari, dilakukan diskusi, kemudian pembibitan, lalu uji laboratorium oleh teman-teman dari UNIPA untuk karakteristik tanahnya - apa masih bisa ditanami atau tidak. “Untuk kendala awal adalah pendanaan. Karena di lokasi banyak sampah dan pecahan beling, seharusnya kita bisa beli sepatu boot dan sarung tangan, namun karena dana kurang, sehingga kita putuskan menghimbau teman-teman relawan pecinta alam untuk membawa alat pelindung diri (APD) dari komunitasnya masing-masing. Secara kelembagaan, kemarin kami mendapatkan bantuan dari Yakkum Emergency Unit dari Jogja, mereka bantu penganggaran,” kata Toto. Akan ada lagi kegiatan lanjutan, untuk tahap I sudah, yaitu penanaman 1000 mangrove di Teluk Sawaibu. “Rencana nanti kita bikin lagi 1000 mangrove untuk tahap II dan III hingga semampunya kita. Mungkin di April, di hari Bumi atau hari-hari peringatan yang ada kaitannya.” Ujarnya. “Tujuan dasar pastinya disesuaikan berdasarkan tujuan Pandu Laut. Ibu Susi sebagai pendiri Pandu Laut pernah mengatakan ingin mengembalikan fungsi laut yang sebenarnya. Selain untuk pariwisata dan pengurangan resiko bencana, memang tujuan murninya adalah kita ingin melihat laut di pesisir Sawaibu kembali seperti 20 tahun lalu kayak yang diceritakan orang tua kita.” Kata Toto.

Reporter : Bastian Saputra Pinang Editor: Regina Safri

21 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page