Pandu Laut Nusantara bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar kegiatan Konservasi dan Survei Kelautan (KONSURV) 2022 di Desa Karangjaladri Parigiri, Pangandaran. Kegiatan dengan tema Pemberdayaan Potensi Ekosistem Ekonomi Masyarakat di Desa Karangjaladri ini digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu, 23-24 Juli 2022.
Adapun kegiatan hari ini dibuka dengan peresmian bank bibit mangrove, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bibit ke petani serta penanaman sebanyak 5.000 bibit mangrove. Di samping itu, juga dilaksanakan pengambilan data oseanografri hingga aksi bersih-bersih pantai.
Wakil Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Widodo mengungkapkan, kegiatan konservasi dan penanaman mangrove ini sejalan dengan arahan Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Susi Pudjiastuti dalam visi misi komunitas.
"Beliau (Susi Pudjiastuti) sangan concern dengan masalah konservasi dan survei. Jadi beliau sangat senang karena memang sinergi dengan visi misi Pandu Laut Nusantara," ujar Widodo dalam pembukaan acara, Sabtu (23/7).
Wakil Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Widodo.
Aksi melibatkan mahasiswa dan masyarakat ini, kata Widodo, diperlukan dalam rangka menjaga ekosistem lingkungan laut supaya tidak rusak. Masalah rusaknya ekosistem laut ini, lanjutnya, terutama terumbu karang dan mangrove, membawa dampak pada banyak aspek di sektor kelautan.
Widodo mengungkapkan, salah satu persoalan yang masih ada sampai saat ini, adalah hilangnya hutan mangrove karena adanya pembabatan liar dan tidak terawatnya tanaman mangrove yang Indonesia punya. Dalam masalah yang lebih besar, juga menyebabkan hilangnya batas pasti negara dengan negara tetangga.
"Contohnya di Riau ada yang memang diizinkan untuk babat mangrove secara periode, akhirnya berdampak pada abrasi garis pantai. Dan yang paling berbahaya adalah bergesernya pengambilan titik pangkal dasar dari laut teritorial, padahal di sana ada perbatasan dengan Malaysia dan Singapura," ujarnya.
Di samping itu, merawat mangrove berarti juga menjaga agar rumah untuk biota laut tetap ada. Sedangkan untuk tujuan lebih lanjut, aksi-aksi seperti ini diharapkan berguna untuk dapat dinikmati anak cucu kita di masa mendatang.
Lebih lanjut, konservasi mangrove ini juga sekaligus untuk mengurangi dampak pemanasan global yang saat ini terjadi.
"Mudah-mudahan bisa dihadiri masyarakat Pangandaran sehingga memberikan gambaran betapa pentingnya pelestarian dan perawatan mangrove ini. Bahwa ini adalah juga untuk kebutuhan ekonomi kita," lanjut Widodo.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengungkapkan, Pangandaran merupakan daerah pesisir dengan jumlah ekosistem mangrove yang paling banyak ditemukan. Sayangnya, ini tidak termanfaatkan dan terjaga dengan baik lantaran hanya segelintir kelompok yang peduli terhadap kelangsungan ekosistem mangrove.
"Melalui kegiatan KONSURV V Tahun 2022 yang digagas Himiteka FPIK IPB dan Pandu Laut ini, kami berharap dampak dari kegiatan ini menambah luasan mangrove yang sudah ada. Juga memberikan edukasi terhadap masyarakat agar lebih peduli dengan kawasan mangrove yang ada," ujarnya.
Comments