top of page

Pantai Kuta dan Jimbaran Kembali Diserbu Sampah Plastik

  • Gambar penulis: Pandu Laut Nusantara
    Pandu Laut Nusantara
  • 12 Apr 2023
  • 1 menit membaca

Sampah kiriman kembali mengotori Pantai Kuta, Selasa, 11 April 2023. (Foto: Adrian Suwanto/ Radar Bali)

Selama lima hari belakangan ini, sampah plastik menyerbu wilayah Pantai Jimbaran, dan Pantai Seminyak, Legian, Kuta (Samigita). Sampah ini didominasi berupa ranting pohon, bambu dan plastik.


Kemunculan sampah ini diperkirakan karena sampah kiriman yang disebabkan oleh hujan disertai angin kencang.


“Sampah kiriman kembali muncul, seperti di Pantai Kuta, Legian, Seminyak dan Jimbaran. Paling parah di Jimbaran sampai 100 truk sampah,” jelas Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gde Dwipayana.


Kemudian, untuk penanganan sampah-sampah ini pihaknya juga telah membagi personel menjadi dua regu. Ada bertugas di Jimbaran dan Samigita.


Tenaga kebersihan juga dibantu dengan alat berat untuk mempercepat pembersihan sampah.


Ia juga merinci sampah yang telah berhasil terkumpul selama beberapa hari terakhir, yakni Kuta 30 truk, Seminyak 15 truk dan Jimbaran 100 truk. Sampah yang terkumpul sebagian dibawa ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwi.


Merujuk pada the National Geographic, sampah laut atau marine debris adalah kumpulan sampah yang berakhir di samudra, laut, dan area air luas lainnya.


Permasalahan sampah di laut menghasilkan dampak yang masif, karena material sampah didominasi oleh bahan plastik yang sulit untuk terurai.


Data dari Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa setiap tahunnya diperkirakan lautan Indonesia menerima sekitar 70–80% sampah plastik dari sisa konsumsi manusia.


Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah plastik yang merugikan ekosistem dan biota laut.


Di samping dampaknya terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati laut, sampah di laut juga menghasilkan kerugian secara ekonomi.


Seperti pernyataan dari U.S Fish and Wildlife Service di tahun 2019 yang mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi dari marine debris teridentifikasi dari peningkatan pengeluaran untuk pembersihan pantai, berkurangnya potensi citra pariwisata, penurunan hasil industri penangkapan ikan, serta juga mempengaruhi budidaya ikan dan budidaya pesisir.


Sumber: radarbali.id, waste4change.com

 
 
 

Comentários


Pandu Laut.png_white.png

Jl. Merdeka No.312, Pangandaran, Jawa Barat | 0823 1021 1794  aku@pandulaut.org

© 2022 pandulaut.org. All rights reserved.

  • TikTok
  • Instagram
  • Facebook
  • YouTube
CONTACT US
bottom of page