(31/07/2023) – Pandu Laut Nusantara bersama Greenpeace, Walhi, Divers Clean Action dan sejumlah komunitas lainnya menggelar Pawai Bebas Plastik 2023, 30 Juli 2023 di Stasiun MRT Bendungan Hilir sampai Car Free Day, Kawasan Bundaran HI, mulai dari pukul 07.00 – 09.00 WIB. Acara itu diikuti oleh kurang lebih 500 peserta dengan berjalan kaki sembari membawa alat peraga yang berisi seruan soal tolak sampah sekali pakai.
Pawai Bebas Plastik menyerukan tiga hal prioritas. Pertama, mendorong pemerintah untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai dan mengedepankan praktik guna ulang. Melalui kebijakan pelarangan penggunaan sampah plastik sekali pakai, diharapkan ada pengurangan jumlah sampah plastik sekali pakai secara signifikan, khususnya jenis plastik sekali pakai seperti kantong belanja, sedotan, dan Styrofoam.
Selanjutnya, mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem tata kelola sampah yang mencakup langkah-langkah perbaikan seperti penerapan kebijakan berdasarkan hirarki pengelolaan sampah, penerapan kebijakan pengurangan sampah seimbang dengan penanganan sampah, peningkatan anggaran dan infrastruktur pengelolaan sampah dan dukungan pada pengembangan ekosistem guna ulang serta pelibatan pekerja informal seperti pemulung dalam transisi menuju ekonomi sirkular.
Terakhir, mendorong produsen dan pelaku usaha untuk bertanggung jawab atas sampah pasca-konsumsi. Hal ini mencakup pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan kemasan ramah lingkungan, dan implementasi kewajiban perluasan tanggung jawab produsen, seperti daur ulang atau pengelolaan sampah produk mereka. Sebagai informasi, kini telah ada 42 produsen yang telah menyerahkan peta jalan pengurangan sampah pada produk kemasan mereka ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Founder Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti yang ikut turun langsung dalam Pawai Bebas Plastik menceritakan pengalamannya selama beraktivitas di Pangandaran, Jawa Barat. Susi menyebutkan, nelayan di Pantai Pangandaran justru lebih banyak mendapatkan plastik daripada ikan.
“Di Pangandaran itu, kalau nelayan jaring dan mancing, 70 sampai 80 persen dapatnya plastik, bukan ikan. Kemudian, di mana-mana ada sampah, di pelabuhan, di sungai. Sampah ini tidak di-grading by nature,” ungkap Susi.
Lebih lanjut, Susi juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan peraturan agar korporasi tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Ia mengimbau agar menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Sehingga, tidak merusak lingkungan. Susi juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih bijak manakala hendak menggunakan plastik.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Gerakan Diet Kantong Plastik Indonesia, Tirza Mafira mengatakan, saat ini pihaknya sedang menganjurkan upaya “penggunaan kembali”. Ia mengakui bahwa untuk melaksanakan upaya tersebut, pihaknya membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk membangun ekosistem yang ramah sistem “penggunaan kembali” di tempat pertama.
“Salah satu advokasi yang saat ini sedang dijalankan oleh kelompok masyarakat adalah mengenai solusi guna ulang. Sebenarnya, solusi ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hanya saja, dengan perkembangan zaman dan adanya perubahan perilaku konsumsi, perlu upaya konkret dari pemerintah dan produsen untuk sama-sama menciptakan ekosistem guna ulang seperti sedia kala,” terang Tirza.
Pawai Bebas Plastik 2023 turut dikerjakan oleh Kalbis Care Share, Trash Hero Jakarta, Bem Uhamka, Teras Hijau Sumatera, Cleanomic, Teras Hijau Ende, Aliansi Zero Waste Indonesia, PPLH Bali, Pedestrian Jogja, Koalisi Pejalan Kaki, Kanca Taman Jogja, Walhi Sulbar, World Clean Up Day Indonesia, Sahabat Lingkungan, Aliansi Mahasiswa Nusantara, Teens Go Green Indonensia, Sahabat Hijau, Cleanaction Network, tumbuhijaurban, Ocean Defender Indonesia, Ayo Less Waste, kitadibumi, GoMuda (Golongan Pemuda) Indonesia, Bukit Buku, Pejuang Lestari, Indonesian Youth Council for Tactical Changes, Lembaga Konservasi Mangrove Indonesia, GSSI, Seasoldier, Selaras Dengan Bumi, DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kabupaten Tangerang, Lembaga Bantuan Hukum Pijar Harapan Rakyat, ECOLLABO8, Blue Heaven Indonesia, Khayalan Arts, pajas.id, Community of Marine Conservation Acropora, Climate Defender, Bank Sampah Budi Luhur, WateryNation, Komunitas Gerakan Cinta Guna Ulang, Beach Clean Up Jakarta, dan Management Event.
Sementara itu, Pawai Bebas Plastik merupakan gerakan kampanye kolektif yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan mendorong penanganan yang lebih baik terhadap sampah, khususnya sampah plastik sejak 2019.
Pawai Bebas Plastik menjadi bagian dari kampanye global yang dikenal sebagai #PlasticFreeJuly yang secara khusus berfokus pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai pada bulan Juli. Melalui kampanye yang diproklamirkan, Pawai Bebas Plastik berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif penggunaan sampah plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, Pawai Bebas Plastik berupaya mempromosikan penggunaan barang-barang alternatif ramah lingkungan, seperti kantong belanja kain, botol minum isi ulang, dan pengemasan berkelanjutan.
Dengan melibatkan berbagai pihak, Pawai Bebas Plastik diharapkan dapat menciptakan perubahan yang signifikan terhadap kebiasaan serta kesadaran masyarakat soal penggunaan plastik. Sebab, target pemerintah untuk mengurangi sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen pada 2025 yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga belum mencapai hasil yang signifikan. Maka, Pawai Bebas Plastik berusaha untuk mendapatkan dukungan dari seluruh pihak agar pengurangan dan penanganan sampah, terutama sampah plastik, dapat menjadi agenda prioritas. ***
Comments