Indonesia dikenal dengan kekayaan alamnya yang berlimpah ruah, tentunya hal itu merupakan tanggung jawab kita sebagai bangsa untuk menjaga alam tetap sehat, tanpa merusak dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membahayakan alam.
Bagaimana alam, berkaitan dengan nilai-nilai religiusitas masing-masing umat beragama. Masing-masing umat beragama menganjurkan kebersihan lingkungan dan kesehatan alam yang dianggap sebagian dari ibadah.
Salah satu kepercayaan tersebut diyakini oleh masyarakat Hindu di Bali. Pada umumnya masyarakat Bali yang menganut kepercayaan Hindu, meyakini bahwa alam yang bersih merupakan inti penting dalam beribadah. Atas dasar itu masyarakat Hindu Bali menjaga lingkungannya, baik dari sampah atau pun hal lainnya yang berpotensi mencemari lingkungan.
Masyarakat Hindu Bali memiliki konsep spiritual sekaligus menjadi falsafah hidup untuk menuju 'kebahagiaan', yaitu Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang terbentuk dari tiga kata. "Tri" berarti tiga, "Hita" berarti kesejahteraan, dan "Karana" artinya sebab atau penyebab. Jadi, Tri Hita Karana memiliki arti "tiga penyebab kebahagiaan". Ketiga hal tersebut adalah Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Agama, Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai.
Menurut Wikipedia, konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi.
Konsep yang terbangun dan telah terpatri pada diri masyarakat Hindu Bali ini mampu membawa Bali kepada puncak 'kebahagiaan', karena diyakini akan membawa kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan.
Adapun konsep ini memiliki manfaat yang sangat besar terkait lingkungan dan alam yang sehat, karena keterhubungan alam dengan keimanan merupakan hal yang tak bisa dipisahkan. Hakikatnya, apa yang diberikan alam kepada kita, tergantung bagaimana kita kepada alam.
Apa yang ditanam, maka itulah yang akan dituai.
Oleh sebab itu, masyarakat Hindu Bali memegang teguh konsep tersebut, demi terciptanya lingkungan yang bersih, seperti salah satunya menjaga kebersihan lingkungan dari sampah-sampah plastik yang sulit terurai.
Pelaksanaan konsep spiritual tersebut harus seimbang dan selaras antara satu dengan yang lainnya, karena kunci kebahagiaan dari konsep tersebut menjaga hubungan dengan sang pencipta, agar tetap harmonis dengan semua makhluk ciptaan-Nya.
Kendati demikian, masih banyak sampah-sampah yang terdapat di Bali. Umumnya sampah-sampah tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan induk. Hal itu sangat bertentangan dengan konsep spritual masyarakat Hindu Bali.
Terkait hal itu, masih minimnya penanganan terhadap sampah-sampah yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut, jika tidak ada tanggapan serius terhadap sampah-sampah tersebut, tidak menutup kemungkinan pudarnya nilai-nilai spiritual yang telah diyakini masyarakat Hindu Bali selama ini.
Comments