
Awal tahun 2023 ini, kembali ditemukan penyelundupan penyu yang hendak diperdagangkan di Bali.
Penyelundupan tersebut ditemukan oleh Tim Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar di Gilimanuk yang menemukan perahu berisi 43 ekor Penyu Hijau.
Adapun 43 ekor penyu itu diseberangkan ke Bali lewat perairan Banjar Kelatakan, Desa Melaya, Kabupaten Jembrana.
Dikutip dari LKBN Antara, Danlanal Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Raka Susila mengatakan melihat perahu ini saat patroli pada 12 Januari 2023 malam.
“Saat penyergapan mereka melarikan diri ke daerah Cekik, ditinggal barang bukti 43 Penyu Hijau,” ujarnya.
Diduga perahu pembawa penyu berlayar dari Banyuwangi. Petugas mengamankan 2 perahu tersebut.
Mengutip detikBali, Menurut Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya, penyelundupan penyu yang diperdagangkan tersebut digunakan untuk upacara agama.
Anom menambahkan, dari beberapa kasus penyelundupan penyu yang ditemukan, jenis penyu hijau yang memang untuk dikonsumsi.
Selain itu, Anom menduga penyu hijau diselundupkan untuk konsumsi karena dahulu kelompoknya juga ikut memburu dan mengkonsumsi penyu.
"Memang dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia dan lima di antaranya penyebarannya ada di Indonesia dan jenis penyu hijau atau penyu lekang ini paling banyak diminati. Karena dagingnya ini paling enak untuk dikonsumsi," tuturnya.
Laporan Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar menyatakan, penyu saat ini dititipkan di keramba apung dan dicek kesehatannya oleh tim Yayasan Jaringan Satwa Indonesia. Fasilitas ini berada di Taman Nasional Bali Barat Bali. Penyu juga sudah diberi tagging oleh BKSDA Bali.
Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarsa mengatakan, rencana pelepasliaran menunggu hasil pemeriksaan kesehatan, diperkirakan 19 Janurai 2023 di perairan terdekat.
“Kami akan sosialisasikan konservasi penyu ke kelompok nelayan yg berlokasi di jalur perdagangan ilegal baik di Banyuwangi, Jembrana dan lokasi lain,” kata Yudi.
Menurut Yudi, penyu tersebut diduga didatangkan dari wilayah Madura dan kepulauan sekitarnya, termasuk Sulawesi Selatan atau Kalimantan Selatan.
Sumber: Mongabay, detikBali.
Comentários