top of page
Pandu Laut Nusantara

SEKILAS KONDISI MANGROVE DI JABODETABEK DAN MAKASSAR


JAKARTA (Pandu Laut) – Melibatkan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan mangrove sangat diperlukan. Berikut kondisi kawasan mangrove di Makassar dan Jabodetabek yang diliput oleh reporter Pandu Laut.

“Sempat ada perusahaan yang melakukan pembalakan liar di hutan mangrove Lantebung tanpa mengantongi izin yang cukup. Mereka juga tidak berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan aparatur pemerintah,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Mangrove Lantebung, Makassar, Sulawesi, Saraba.

Saraba mengatakan bahwa masyarakat bersama ormas, dan beberapa aktivis setempat mencoba untuk menanyakan surat izin dan tujuan perusahaan. Namun para pekerja tidak ada yang bisa menjelaskan dengan pasti. Maka dari itu, masyarakat berkoordinasi dengan kepolisian dan dinas pemkot terkait untuk menghentikan proses pembalakan. Hingga akhirnya kegiatan pembalakan dihentikan dan diberi police line. Perusahaanpun berniat ingin merestorasi kembali.

“Kehidupan masyarakat Lantebung pada umumnya ditopang oleh penghasilan dari laut. Selama ini, masyarakat melakukan pelestarian mangrove dengan terus menjaga dan menanam mangrove yang lebih luas lagi. Karena kami percaya, selama mangrove ini lestari, masyarakat sekitar akan terbantu dan tidak mengalami paceklik lagi. Selain menghasilkan hewan mangrove yang memiliki nilai ekonomi, hutan mangrove juga dapat mengurangi abrasi. Ini adalah dampak yang sangat positif dirasa,” kata Saraba.

Sementara itu menurut Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan (POKMASWAS), Agus Arif Setiawan, kondisi mangrove di Kawasan Jabodetabek sangat mengkawatirkan, karena perluasan lahan tambak yang tak terkontrol.


Agus mengatakan bahwa POKMASWAS melibatkan masyarakat dan terus bersosialiasasi tentang pentingnya mangrove. POKMASWAS telah menanam lebih dari 200 ribu mangrove di pusat restorasi mangrove yang juga melibatkan CSR perusahaan terdekat dan sejumlah koneksi.

Di Kabupaten Bekasi terdapat 3 kecamatan yang memiliki wilayah pesisir yaitu Kecamatan Muara Gembong, Tarumajaya dan Babelan. Ketiga kecamatan ini memiliki panjang 72 km pesisir yang terdapat mangrove.

“Harapan paling utama menurut saya adalah kita ingin pemerintah lebih tanggap dalam menanggapi laporan-laporan atau situasi yang kita berikan, artinya lebih cepat untuk bergerak,” kata Agus.

Reporter : Indry Luxviyanto

Editor: Regina Safri

48 tampilan0 komentar

Comentarios


bottom of page