Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, memiliki nilai sejarah yang penting bagi perempuan Indonesia. Bagaimana tidak, sosok Kartini merupakan pembawa perubahan dalam membangkitkan pengetahuan dan pendidikan bagi perempuan Indonesia.
Adapun tanggal 21 April yang diperingati sebagai hari Kartini merupakan hari lahir dari Raden Adjeng (RA) Kartini. Kartini merupakan keturunan dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah.
Pada awal abad ke-19, situasi politik Hindia Belanda tidak menentu. Saat itu, Kartini melihat ada banyak hal yang menempatkan posisi perempuan dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Situasi politik yang tidak menentu dan kuatnya pengaruh adat membuat perempuan pribumi menjadi terbelakang, terutama dalam hal pendidikan.
Pada masa itu, perempuan masih dianggap sebagai "konco wingking" yang hanya mengurusi urusan rumah tangga dan mengasuh anak.
Emansipasi wanita mulai menggema di Indonesia atas jasa Kartini. Dia menjadi tokoh yang aktif memperjuangkan kesetaraan hak perempuan. Sebagai perempuan Jawa, dia sangat merasakan ketimpangan sosial antara perempuan dan laki-laki kala itu.
Hal itulah yang membuat Kartini melakukan sebuah gebrakan terhadap emansipasi perempuan. Dia memulai perjuangannya dengan mendirikan sekolah untuk perempuan bangsawan, yang punya maksud bahwa para perempuan pribumi akan dapat memperbaiki kedudukan kaum perempuannya.
Berkat kegigihannya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini (Sekolah Kartini) di Semarang pada 1912. Kini, Gedung tersebut disebut sebagai Gedung Pramuka. Kemudian sekolah juga didirikan di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya
Kartini menuang pemikirannya lewat tulisan yang dimuat oleh majalah perempuan d Belanda bernama De Hoandsche Lelie. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), dalam surat yang ditulisnya, Kartini menyatakan keprihatinannya atas nasib-nasib orang Indonesia di bawah kondisi pemerintahan kolonial.
Hal ini juga untuk peran-peran terbatas bagi perempuan Indonesia. Bahkan, dia menjadikan hidupannya sebagai model emansipasi.
Pada 1922, tulisan itu diterbitkan menjadi buku kumpulan surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeh Pikiran, oleh Balai Pustaka.
Kartini di Masa Sekarang
Sosok Kartini pada masa sekarang ditemukan dalam diri Susi Pudjiastuti. Hal itu diakui oleh banyak kalangan, karena Susi telah banyak melakukan gebrakan, sehingga ia menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ketua Umum Pandu Laut Nusantara itu, tidak menjadikan apapun sebagai alasan dalam berjuang, meskipun ia seorang perempuan, namun hal tersebut bukanlah batasan bagi dirinya dalam melakukan segala hal.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya aksi nyata yang telah dilakukannya demi perubahan.
Putus sekolah tidak membuat Susi malas dan menyerah, justru sebaliknya, ia terjun ke dunia bisnis. Susi menjadi seorang pengepul atau tengkulak ikan. Ia pun memulai bisnisnya itu pada tahun 1983 di Pangandaran.
Berkat kegigihan dan kepintarannya dalam berbisnis, pada tahun 1996, Susi berhasil mendirikan sebuah pabrik. Ia mendirikan pabrik pengolahan ikan. Pabrik tersebut ia beri nama PT. ASI Pudjiastuti Marine Product.
Pada akhirnya, usaha dan proses tidak menghianati hasil, Susi berhasil mendirikan maskapai sendiri pada tahun 2004 dengan nama “Susi Air” yang awalnya bertujuan untuk mengangkut produk perikanannya menggunakan pesawat.
Selain itu, berkembangnya bisnis Susi, sehingga ia membuka sekolah pilot yang bernama Susi Flying School. Melalui PT. ASI Pudjiastuti Flying School pada tahun 2008.
Kemudian karir Susi semakin melonjak naik, seperti tak pernah puas dalam mengeksplor kemampuan diri hingga ia dipercaya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Pada tanggal 26 Oktober 2014, ia ditetapkan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Selama menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi terus membuat gebrakan yang terkenal tegas pada saat itu, di antaranya, membentuk satgas pemberantasan illegal fishing, menggelontorkan Rp 100 miliar untuk pulau kecil dan terluar, menolak dengan tegas deregulasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 87 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.
Selain itu, bukan Susi namanya jika tidak konsisten dengan rencana yang sudah diucapkan. Selama dua hari, tanggal 19 dan 20 Oktober 2015, sebanyak 12 kapal ditenggelamkan di tiga wilayah berbeda, yakni di Pontianak, Batam, dan Aceh.
Susi mencetuskan aturan perlindungan HAM pekerja sektor kelautan dan perikanan yang akhirnya dikeluarkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No 35 Tahun 2015, lantaran sadar betul akan sektor kelautan dan perikanan sangat rentan tindak pelanggaran HAM.
Adapun kinerja Susi kala menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, diakui oleh dunia, sehingga beberapa negara, seperti Thailand, Myanmar, Laos, Filipina, Cina, dan Vietnam, akan mengikuti langkah Indonesia dalam menjaga kekayaan lautnya. Bahkan seorang komikus Jepang, Takao Saito, memasukkan karakter Susi dalam karyanya, Komik Golgo 13 edisi 13 Desember 2016.
Pada tanggal 1 April 2018, saat Ibu Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Pandu Laut Nusantara tercetus di Pangandaran.
Pandu Laut Nusantara, komunitas yang berisikan orang-orang yang percaya dan ingin laut masa depan bangsa bukan sekadar semboyan.
Melalui Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti mengepalai berbagai aksi yang mengutamakan kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan dalam menjaga laut Indonesia, diantaranya bagi-bagi kapal kepada nelayan, aksi bersih-bersih pantai, konservasi mangrove dan pelepasliaran biota laut.
Hal ini membuktikan bahwa Susi Pudjiastuti konsisten dalam ketegasannya menjaga laut nusantara. Sosok seperti inilah yang menginspirasi masyarakat Indonesia terutama bagi perempuan.
Tersebab, secara tak langsung, Susi mengajarkan bahwa gender bukanlah hambatan dalam melakukan hal apapun.
Itulah nilai-nilai Kartini yang tersemat dalam diri Susi dan telah diakui oleh masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
Maka dari itu, sosok Kartini pada zaman sekarang ditemukan dalam diri Susi melalui perjuangan kerasnya tanpa ada rasa takut yang menghantuinya demi mencapai suatu perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu menginsprasi banyak orang.
Sebagai ratunya laut Indonesia, dihimpun dari berbagai data, banyak orang yang menyematkan gelar Kartini kepada sosok Susi.
Hal tersebut dibuktikan dari setiap tahunnya, setiap memperingati Hari Kartini, nama Susi selalu trending di Twitter dengan tagar #KartiniTerkiniSusiPudjiastuti dan #SusiKartiniBestie.
Sumber: Kompas, Tribun Jakarta, Kompasiana, Okezone, Rakyat Bengkulu
Comments