
Warna aliran air Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat, kini ditutupi lembah berbentuk jelly berwarna coklat.
Hasil penelitian tim Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, sementara membuktikan pencemaran terjadi akibat kelimpahan fitoplankton yang sangat tinggi. Fitoplankton itu diduga mengarah pada genus Navicula dengan estimasi kelimbahan 10-100 miliar sel per liter.
Ketua Tim IPB University Heffni Effendy mengungkapkan, hasil penelitian cepat menunjukkan peningkatan populasi fitoplankton ini terjadi karena bahan organik. Jumlah tersebut melebihi ambang batas kelimpahan fitoplankton bagi wisata bahari dan biota laut yakni 1.000 sel per mililiter.
Fenomena ini menyebabkan munculnya kelangkaan oksigen di kolom air. Inilah yang menyebabkan ikan dan biota laut mengalami kematian karena kekurangan pasokan oksigen.
Direktur WALHI NTB Amri Nuryadin mengatakan, fenomena ini menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan nelayan Bima. Terutama karena terhentinya aktivitas pariwisata dan tidak bisa melautnya nelayan.
Sementara untuk jangka panjang, organisasi lingkungan ini memperkirakan praktik pencemaran pesisir dan laut di NTB dan NTT masih berpotensi meningkat. Dua provinsi ini menjadi primadona pariwisata serta dilirik investasi skala besar. Belum lagi aktivitas pertambangan yang masih marak di daerah pesisir.
Sumber: Mongabay.
Comments