Sungai Siput dan Sungat Barat, Pulau Bunyu Kalimantan Utara kini berwarna keruh dan berlumbur. Kondisi ini mulai mengganggu aktivitas nelayan, kelabakan lantaran mulai kaburnya ikan dan biota laut.
Aktivitas pertambangan batubara hanya berjarak sekitar satu kilometer dari pantai. Dampaknya, pantai indah berpasir putih kini berubah jadi pantai berlumpur.
Padahal, Sungai Siput merupakan sumber air bersih warga Pulau Bunyu. Di tepian sungai, terlihat limpahan batubara menghitam.
Saking parahnya pencemaran, dari hulu ke hilir, tanaman dan pohon-pohon disekelilingnya pun terdampak dan mati. Pencemaran limbah ini bisa terlihat sepanjang Sungai Siput sampai Sungai Barat.
Kerang kepah di pulau seluas 198,3 hektare, yang menaungi 11 ribu jiwa ini pun mulai tak terlihat sejak terjadinya pencemaran. Bahkan, sebelum adanya aktivitas pertambangan, sungai ini merupakan rumah bagi ikan belanak utara.
Nelayan juga dapat dengan mudah menjumpai balau, gulama, selat, hingga ote. Termasuk ikan kurang yang dikenal punya harga paling mahal, kini sudah tidak menampakkan habitatnya lagi.
Sumber: Mongabay.
Comments